Merangkul Makna Syair Jalaluddin Rumi
" Maka, setiap tarikan nafas,setiap kali usia pergi, gantinya "sujudlah dan dekatkanlah " kau kan tiba ditujuan ."
Jalaluddin Rumi, atau yang lebih dikenal sebagai Rumi, adalah seorang penyair, filsuf, dan sufi terkenal dari abad ke-13. Karya-karyanya yang penuh dengan cinta dan spiritualitas telah memengaruhi banyak orang selama berabad-abad. Dalam syair yang kita bahas, "Maka, setiap tarikan nafas, setiap ksli usia pergi, gantinya 'sujudlah dan dekatkanlah' kau kan tiba ditujuan," Rumi membawa kita ke dalam perenungan mendalam tentang makna kehidupan dan hubungan manusia dengan Tuhan.
Bagi Rumi, kehidupan adalah perjalanan rohani. Setiap tarikan nafas adalah langkah dalam perjalanan ini, dan waktu terus berlalu tanpa henti. Namun, ada suatu cara untuk mencapai tujuan akhir dalam perjalanan ini, yaitu dengan sujud kepada Tuhan dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Tarikan Nafas dan Usia yang Terus Berjalan
Dalam syair ini, tarikan nafas mewakili segala sesuatu yang hidup di dunia ini. Setiap kali kita bernafas, kita menerima karunia kehidupan dari Tuhan. Namun, usia kita juga terus berjalan, dan setiap tarikan nafas membawa kita lebih dekat pada akhir kehidupan kita. Rumi mengingatkan kita bahwa waktu adalah aset yang berharga yang perlu dihargai.
Dalam Islam, konsep waktu sangatlah penting. Allah berfirman dalam Alquran:
"Dan waktu sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran." (QS. Al-'Asr: 1-3)
Ayat ini menegaskan pentingnya waktu dan bagaimana kita harus menghabiskannya dengan beriman, berbuat baik, dan saling menasehati.
Sujud sebagai Tindakan Spiritual
Sujud adalah salah satu bentuk ibadah paling penting dalam Islam. Saat sujud, seorang Muslim bersujud kepada Allah, merendahkan diri, dan melepaskan ego. Dalam konteks syair Rumi, sujud mewakili tindakan spiritual yang mendalam. Ini adalah cara kita bisa mendekatkan diri pada Allah dan mengekspresikan rasa ketergantungan dan kerendahan hati kita kepada-Nya.
Sujud juga mengingatkan kita akan kenyataan bahwa meskipun waktu terus berlalu dan usia terus berjalan, hubungan kita dengan Allah tetap stabil. Sujud adalah momen ketika kita merasa paling dekat dengan-Nya.
Dekatkan Diri pada Tuhan: Pemikiran Sufi
Dalam pemikiran sufi, ada konsep "ishq" yang berarti cinta yang mendalam kepada Allah. Sufi meyakini bahwa cinta kepada Allah adalah inti dari keberadaan manusia dan bahwa tujuan akhir dari perjalanan rohani adalah mencapai cinta yang mendalam ini. Maka, ketika Rumi mengatakan "dekatkanlah dirimu," ia sebenarnya mengajak kita untuk mendekatkan diri pada Allah melalui cinta dan sujud.
Pemikiran sufi juga menekankan pentingnya penyerahan diri kepada Tuhan, yang disebut "taslim." Ini adalah sikap menerima kehendak Tuhan dengan tulus, tanpa syarat. Dengan melakukan ini, seseorang membebaskan diri dari ketergantungan pada dunia materi dan ego.
Tiba di Tujuan Akhir: Makna Kehidupan
Apa yang dimaksudkan oleh Rumi dengan "tiba ditujuan"? Dalam pemikirannya, tujuan akhir kehidupan manusia adalah mencapai kesatuan dengan Allah. Ini adalah saat di mana jiwa manusia mencapai pemahaman yang mendalam tentang hakikat keberadaan dan mencapai cinta yang penuh kepada Tuhan. Ini adalah pencerahan spiritual yang melebihi semua kebahagiaan dunia.
Dalam Islam, tujuan hidup manusia adalah untuk mengenal Allah dan beribadah kepada-Nya. Allah berfirman dalam Alquran:
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Jadi, tiba di tujuan akhir dalam syair Rumi adalah mencapai pemahaman yang mendalam tentang Allah dan beribadah kepada-Nya dengan sepenuh hati.
Ayat Alquran dan Makna Syair
Dalam Alquran, banyak ayat yang mengingatkan kita tentang pentingnya sujud dan mendekatkan diri pada Tuhan. Salah satunya adalah ayat tentang sujud dalam Surah Al-Hajj (QS. Al-Hajj: 77):
"Hai orang-orang yang beriman, rukuklah dan sujudlah, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebaikan, supaya kamu beruntung."
Ayat ini menegaskan bahwa sujud adalah tindakan yang penting dalam ibadah kepada Tuhan dan juga mengingatkan kita tentang pentingnya mencari keberkahan dalam perbuatan baik.
Merangkul Makna Syair Rumi
Syair Jalaluddin Rumi ini mengajak kita untuk merenungkan makna kehidupan, waktu, dan hubungan kita dengan Tuhan. Setiap tarikan nafas adalah kesempatan yang diberikan Allah kepada kita, dan usia terus berjalan menuju tujuan akhir, yaitu mendekatkan diri pada-Nya melalui sujud dan cinta yang mendalam.
Melalui pemikiran sufi dan ajaran Islam, kita dapat memahami bahwa tujuan hidup sejati adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam tentang Allah dan beribadah kepada-Nya dengan sepenuh hati. Sujud adalah tindakan yang menghubungkan kita dengan Tuhan, dan sujud ini adalah saat di mana kita merasa paling dekat dengan-Nya.
Dalam akhirnya, syair Rumi ini mengingatkan kita untuk menjalani kehidupan ini dengan penuh kesadaran akan waktu yang terus berjalan dan untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dalam setiap langkah perjalanan kita.
---
Demikianlah penjelasan yang mendalam mengenai makna syair Jalaluddin Rumi. Semoga tulisan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan spiritual manusia dengan Tuhan dan nilai waktu dalam kehidupan kita.
penulis : Usaka
sumber : Kitab Karya Jalaluddin Rumi
Al QurĂ¡n dan Terjemahan
Posting Komentar untuk "Merangkul Makna Syair Jalaluddin Rumi"